Penulis: Silvan Prayogo, BSc., MSc. Biotech (Kapten Komunitas Sulap Semarang 2011 - 2012)
Pembaruan terakhir: 12 Maret 2012, Senin
Komunitas Sulap Semarang (Semarang Magic Community) menerima kehormatan pada 4 Maret 2012, Minggu, untuk menampilkan atraksi sulap dalam acara lomba gambar dan mewarnai bertema Semarangku Hijau. Acara ini diselenggarakan di lantai 5 Pasar Raya Sri Ratu (Jl. Pemuda, Semarang, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia). Acara yang diorganisir antara lain oleh Semarang Kunthi Rotary Club dan Yayasan Thalassaemia Indonesia ini menggalang dana untuk anak-anak penderita Thalassaemia. Semarangku Hijau dihadiri sekitar 2000 orang yang mayoritas anak-anak TK - SD.
Thalassaemia adalah penyakit keturunan (genetik) berupa kelainan haemoglobin dalam sel darah merah. Haemoglobin berfungsi untuk menangkap oxygen yang akan diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Kelainan haemoglobin pada penderita thalassaemia bisa berakibat fatal. Penderita tanpa perawatan optimal biasanya meninggal di usia anak-anak atau remaja. Perawatan dalam bentuk transfusi darah dan obat-obatan sangat mahal. Penyembuhan dengan transplantasi stem cells biasanya berkisar milyaran rupiah. Thalassaemia umum ditemukan pada orang Asia.
Pendaftaran Semarangku Hijau dibuka jam 9:00 pagi di lantai 5 Pasar Raya Sri Ratu. Puluhan pengunjung berkumpul di depan pintu masuk aula yang akan digunakan untuk lomba gambar dan mewarnai. Persiapan sulap dilakukan di dekat panggung sebelum jumlah pengunjung bertambah. Acara resmi dimulai jam 10:00 pagi.
Beberapa peserta anak-anak dan paduan suara anak-anak penderita Thalassaemia menyanyikan sejumlah lagu di awal acara Semarangku Hijau. Para panitia kemudian mempersilakan orang tua untuk membiarkan anak-anak mereka mewarnai kertas gambar yang dibagikan oleh panitia. Para pesulap Komunitas Sulap Semarang yang hadir antara lain Rowman Romiruz, Silvan Prayogo, dan Yustika Fatimah.
Pertunjukkan sulap pertama dimulai jam 11:00 oleh dr. Harry Susanto Prayogo. Atraksisulap beliau antara lain sapu tangan sutera yang tidak rusak setelah berkali-kali ditusuk pisau, mengeluarkan bendera-bendera berbagai negara dari kotak kosong, dan kartu poker yang mengecil hingga lenyap. Seorang anak perempuan berusaha meniru setiap gerak-gerik dr. Harry Prayogo saat membakar selembar sapu tangan. Sapu tangan dr. Harry Prayogo tidak rusak setelah dibakar. Sebaliknya sapu tangan yang dipegang anak tersebut berlubang setelah dibakar.
Atraksi sulap dr. Harry Prayogo semakin memukau ketika beliau menampilkan seekor bebek yang mampu menebak tiga kartu yang dipilih acak oleh tiga orang anak. Pertunjukkan sulap dr. Harry Prayogo diakhiri dengan meriah ketika beliau secara misterius memindahkan bahan kain dari payung ke tas yang dipegang oleh seorang anak.
Lomba gambar dan mewarnai sesi ke-2 dimulai segera setelah atraksi sulap dr. Harry Prayogo berakhir. Aditya Agunk dan Dodox Decaprio kini hadir di lokasi pertunjukkan untuk mempersiapkan atraksi sulap yang akan mereka tampilkan. Sambil menunggu pertunjukkan sulap babak ke-2, Rowman Romiruz memamerkan kebolehannya berakrobat kartu (Card Fluorish).
Atraksi sulap babak ke-2 dimulai jam 13:40. Panggung sudah dikelilingi anak-anak sejak 20 menit sebelumnya ketika para pemenang lomba gambar dan mewarnai sesi 1 diumumkan oleh para panitia.
Dodox Decaprio membuka pertunjukkan sulap babak ke-2 ini dengan merubah obor menjadi tongkat panjang kemudian merubah tongkat panjang lainnya menjadi dua helai sapu tangan sutera merah dalam sekejap mata. Dodox Decaprio melanjutkan memukau penonton dengan atraksi sulap ring-ring raksasa yang dengan ajaib saling terkait seperti rantai raksasa.
Penonton menjadi semakin bersemangat ketika Aditya Agunk mengajak mereka bermain-main dengan lengan dan tangan. Anak-anak semakin terheran-heran melihat Aditya Agunk saat air yang dituangkan ke dalam koran tidak tumpah melainkan berubah menjadi air jeruk.
Aditya Agunk dan Dodox Decaprio kewalahan menghadapi serbuan anak-anak setelah tisu yang dibakar di dalam mangkok berubah menjadi semangkok penuh permen. Dalam hitungan detik anak-anak mengambil habis permen dari dalam mangkok.
Walau sibuk menikmati permen, anak-anak tetap memerhatikan Aditya Agunk dan Dodox Decaprio. Kedua pesulap muda Semarang Magic Community ini mengajak anak-anak bermain tebak-tebakan dengan tiga sutera (dua hijau dan satu kuning). Anak-anak diminta untuk mengikuti pergerakan sutera kuning. Tak henti-hentinya anak-anak menunjukkan kesalahan Dodox Decaprio saat memindah posisi sutera kuning dari kiri ke kanan. Namun, tiba-tiba sutera kuning berpindah di tengah dalam sekejap di hadapan ribuan penonton. Anak-anakpun menjadi tertegun atas keajaiban ini.
Belum puas menjahili kedua pesulap Semarang Magic Community ini, anak-anak kembali membuka rahasia sulap menghilangkan gelas dari nampan yang dipegang oleh Aditya Agunk. Anak-anak memaksa Aditya Agunk untuk mengulangi atraksi sulap tersebut. Dengan sedikit keraguan, Aditya Agunk mengulangi atraksi sulapnya menghilangkan gelas dari nampan. Ajaibnya, kali ini gelas benar-benar hilang bahkan ketika anak-anak dipersilakan memeriksa nampan tersebut.
Para penonton membubarkan diri dengan terkagum-kagum di akhir atraksi sulap. Parapesulap Semarang Magic Community kemudian mengemas barang-barang mereka sebelum berfoto ria dengan X-banner Semarang Magic Community yang baru.
Semarang Magic Community sangat berterima kasih kepada Semarang Kunthi Rotary Club, Yayasan Thalassaemia Indonesia, Pasar Raya Sri Ratu, dan banyak pihak-pihak lainnya yang sudah mempercayakan hiburan sulap bagi ribuan orang ini kepada kami. Kami juga bangga bisa berkontribusi bagi anak-anak Indonesia penderita Thalassaemia. Kami berharap bisa lebih berpartisipasi dalam acara-acara sosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar